Ada tiga rumah yang berhasil mereka renovasi. Meski tampak sederhana, ketiga rumah tersebut secara khusus dibangun sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dan menggunakan material lokal.
Ketiganya diresmikan dan diserahterimakan oleh Duta Besar Republik Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Young-Sun kepada masyarakat setempat, Kamis (5/9/2013).
Bersamaan dengan pembangunan ketiga rumah tersebut, masyarakat dididik agar mampu merawat rumah baru mereka. Pasalnya, rumah-rumah yang dulu mereka tempati umumnya beralaskan tanah dan tidak memiliki kamar mandi sehingga tidak memerlukan perawatan selaiknya hunian modern. Dengan pembangunan oleh Habitat for Humanity Indonesia dan KCSC, kini mereka telah memiliki hunian yang jauh lebih layak.
Menurut Construction Supervisor dari Habitat for Humanity Indonesia, Nungki, pendidikan bagi masyarakat yang menerima rumah tersebut dilakukan sehalus dan sedekat mungkin. Kompas.com bertanya pada Ijat dan Yae, dua dari tiga penduduk yang rumahnya diperbarui. Mereka mengaku merasa tidak didikte oleh para relawan dalam proses pemberian informasi dan pelatihan tersebut.
Tiap-tiap rumah merupakan hasil pembangunan kembali bangunan eksisting yang berada dalam kondisi buruk. Setiap rumah memiliki ukuran 4 m x 6,5 m atau sekitar 26 meter persegi hingga 27 meter persegi. Nungki mengatakan, ketiga rumah ini hanya membutuhkan waktu pengerjaan selama 21 hari.
Tiap rumah menggunakan batu kali dan cor-coran untuk fondasi. Dindingnya dibuat dari bata dan Glassfiber Reinforeced Cement (GRC) Board. Selain itu, setiap rumah juga dilengkapi dengan kusen kayu, atap kayu, bambu, dan genteng tanah liat.
“Bagian terpenting rumah ini adalah dua kamar tidur, satu ruang tamu, dan toilet,” ujar Nungki. Dia juga menekankan bahwa setiap ruangan akan dilapisi lantai keramik.
Uniknya, pembangunan rumah-rumah ini tidak hanya dilakukan oleh tukang bangunan. Selain dibangun oleh tenaga ahli dari Habitat for Humanity Indonesia, rumah-rumah ini juga dibangun oleh 35 relawan Korea Selatan dari KCSC. Selama empat hari sejak 2 September 2013 lalu, ketiga puluh lima relawan tersebut berbaur dengan masyarakat Desa Cijayanti dan membantu tim dari Habitat for Humanity Indonesia.
Selain ketiga rumah yang diserahterimakan hari ini, Habitat for Humanity Indonesia sudah membangun setidaknya 346 rumah lainnya di area Sentul. Cakupan daerah Sentul meliputi Karang Tengah, Cijayanti, dan Bojongkoneng.
Menurut Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia, James Tumbuan, organisasi kemasyarakatan tersebut juga sudah membangun hunian bagi lebih dari 23.000 keluarga di Medan, Batam, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Sulawesi.
Random Articles
YOUR COMMENT